Semut, Laba-laba dan Lebah (Kewan opo kuwi??)

Sabtu, 26 Desember 2009

Semut, Laba-laba dan Lebah (Kewan opo kuwi??)
oleh Mas Kurniawan el-Jabal

Bukan sembarang hewan lho, tiga binatang kecil itu menjadi nama dari tiga surah di dalam Al-Quran yang sering kita baca, yaitu Al-Naml (semut) Al-Ankabut (laba-laba), dan Al-Nahl ( lebah).

Coba kita perhatian semut (tapi jangan sampe dia tau,ntar dianya malu),Semut menghimpun makanan sedidkit demi sedikit tanpa henti-hentinya.Konon,(konon lho ya)binatang kecil ini dapat menghimpun makanan untk bertahun-tahun,padahal usianya tidak lebih dari satu tahun( gile g` tuch).Sifat kelobaanya(lobo:dlm bhs jawa)sedemikian besar sehingga ia berusaha dan seringkali berhasil-memikul sesuatu yang lebih besar dari badannya, meskipun Sesuatu tersebut tidak berguna baginya.

Dalam surah Al-Naml antara lain di uraikan sikap Fir`aun,juga Nabi Sulaiman a.s. yang memiliki kekuasaan yang tidak dimiliki oleh seorang manusiapun sebelum dan sesudahnya. Ada juga kisah seorang raja wanita yang berusaha menyogok Nabi Sulaiman demi mempertahankan kekuasaan yang dimikinya.(iya pinter!Ratu Balqis)

Lain lagi uraian Al-Quran tentang laba-laba(Kita intip laba2 yuuk..):Klo kita perhatikan, sarangnya adalah tempat yang paling rapuh (Coba di chek QS 29:41), ia bukan tempat yang aman, apa pun yang berlindung di sana atau disergapnya akan binasa.Jangankan serangga yang tidak sejenis, Jantannya pun setelah selesai berhubungan layaknya suami istri di sergapnaya juga untuk di musnahkan oleh betinannya,(Wah..gile bener tuch serangga betina!Kejam tenani!!)Nah,kalo sudah bertelur, Telur-telurnya yang menetas saling berdesakan hingga saling memusnahkan.Demikianlah kata sebagian ahli perseranggaan(hehehe…).Sebuah gambaran yang sangat mengerikan dari sejenis binatang.

Lain lagi ceritanya dengan lebah bro,Coba dech kita perhatikan tuh lebah,dia punya insting yang sangat kuat,yang dalam bahasa Al-Quran-``atas perintah Tuhan ia memilih gunung dan pohon-pohon sbagai tempat tinggal``(QS 16:68,Klo g` salah lho ya,) dan sarangnya dibuat berbentuk segi enam men,kok nggak segi lima atau segi empat,ternyata agat tidak terjadi pemborosan dalam lokasi. Yang dimakannya adalah kembang-kembang dan tidak seperti semut yang menumpuk-numpuk makanannya, lebah mengolah makanannya dan hasil olahanya adalah lilin dan madu yang sangat bermanfaat bagi manusia, lilin digunakan sebagai penerang dan madu-kata AlQuran-dapat menjadi obat yang menyembuhkan.Lebah sangat disiplin, mengenal pembagian kerja, dan segala yang tidak berguna disingkirkan dari sarangnya. Lebah tidak akan mengganggu kecuali yang mengganggunya lebih dulu,bahkan sengatannya pun dapat menjadi obat lho,(Hebat nggak tu lebah?!)

Sikap hidup manusianseringkali diibaratkan dengan berbagai jenis bianatang. Jelas ada manusia yang``berbudaya semut``,yaitu menghimpun dan menumpuk ilmu(tanpa mengolahnya) dan materi (tanpa disesuaikan dengan kebutuhannya).Budaya semut adalah budaya menumpuk yang di suburkab dengan ``budaya mumpung``.Tidak sedikit sedikit problem di lingkungan sekitar kita bersumber dari budaya tersebut. Pemborosan adalah anak kandung budaya ini yang mengundang hadirnya benda-benda baru yang tidak dibutuhkan dan tersingkirnya benda-benda lama yang masih cukup indah untuk dipandang dan bermanfaat untuk digunakan. Dapat dipastikan bahwa dalam masyarakat di lingkungan kita masing-masing,banyak sekali ``semut`` yang berkeliaran.

Entah berapa banyak juga laba-laba yang ada di sekitar kita ini, yaitu mereka yang tidak lagi butuh berpikir apa,di mana, dan kapan ia makan, tetapi yang ia pikirkan adalah``siapa yang akan mereka jadikan mangsa.``Nabi saw,mengibaratkan seorang Mukmin sebagai lebah,sesuatu tidak merusak dan tidak pula menyakitkan: Tidak makan kecuali yang baik,tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat dan jika menimpa Sesutu tidak merusak dan tidak pula memecahkannya``

Dapatkah kita menjadi ibarat lebah, bukan semut apalagi laba-laba?(Spider-Man kalee……,)[]

0 komentar:

Posting Komentar