Memaksimalkan Potensi

Kamis, 29 Oktober 2009

Memaksimalkan Potensi
apa sich kendala-kendalanya agar bisa berkembang dengan maksimal di wahid hasyim?

Semua manusia di berikan oleh Allah kelebihan masing-masing, ada yang di beri kelebihan suaranya bagus, wajah yang cantik/ganteng, badan yang kekar bahkan masing-masing kita di anugrahi bakat dalam diri kita masing-masing. Tapi apakah yang demikian itu bisa menjamin orang akan sukses dalam hidupnya? Kayaknya belum tentu dech. Sebanarnya minat dan bakat itu dominan mana sich untuk menentukan sesuatu yang akan di capai? Wah, menurut saya sich lebih menentukan minat dech soalnya meskipun ada jutaan bakat tapi gak ada satupun minat atau keinginan untuk melakukan hal terebut bagaimana bisa?

Banyak sekali sebenarnya potensi-potensi yang sangat luar biasa yang di miliki santri/santriwati kita tapi sayangnya belum bisa pada di gali secara sungguh-sungguh nih. Nah yang di karuniai kelebihan-kelebihan itulah mari kita maksimalkan dan yang merasa bahwa dirinya gak punya skill atau kemempuan khusus jangan khawatir yang penting ada kemauan dari diri sendiri nah di depan nanti pasti aja jalan yang cerah kok.

Kalau kita piker-pikir lebih dalam wahid hasyim ini dari segi keilmuan sangat lengkap sekali lho. Lihat saja mahasiswanya Ada yang jurusan agama seperti bahasa arab, pendidikan agama islam, tafsir hadits dll. Ada juga yang dari jurusan-jurusan umum seperti fisika, matematika, sosiologi, bahasa Indonesia dll. Dengan keadaan yang seperti ini tentunya ini dalah sebuah peluang besar bagi semua warga wahid hasyim untuk saling bertukar wawasan keilmuannya.

Terus apa sich kendala-kendalanya agar bisa berkembang dengan maksimal di wahid hasyim? Syukur-syukur bisa unjuk gigi di luar. Kan keren. Pertama, mungkin masih banyak santri-santri yang “pinter” masih terlalu tertutup atau menutup diri. Kedua, masih belum bisa memanfaatkan orang-orang yang ada di sekitar kita, dalam artian belum bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman atau mengambil ilmu dari orang-orang yang lebih ahli dari pada kita. Ketiga, kurangnya keinginan besar untuk mengetahui hal-hal yang sedang berkembang dalam masyarakat. Tentunya masih banyak peyebab-penyebab yang lainya.

Meskipun tinggal di dalam pesantren tetapi wawasan global pun gak ketinggalan, itulah mungkin istilah yang cocok untuk menyebut santri-santri nanatinya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

satu hal lagi penyebab kenapa anak2 weha blom bisa memaksimalkan potensi karena tumpang tindih. tidak ada pemerataan so yg di pake n aktif cuman orang2 itu mulu, nyampe bosen yg liatnya. mereka semua bisa tapi y itu disini budayanya di tunjuk blom ada kepercayaan diri buat "ini lo gue". sip buat yg punya kebijakan mohon bisa atur regulasi semua biar rata n bisa maksimal kerjanya. Bravo DS

Posting Komentar